Jumat, 06 Juni 2014

Harapan Terhadap Jokowi-JK

Keluar dari Skema Utang dan IMF


SKEMA REFORMASI KEUANGAN DUNIA

Globalisasi Penting, tapi lebih utama Pasar Nasional

Keberhasilan kapitalisme gaya Cina berbasis ideologi komunis dan menjadi referensi pembangunan ekonomi dunia, sosial kapitalisme ala Jerman/Rhein dijadikan model di Eropa. Jerman dan Perancis bangkit jadi raksasa mengungguli Inggris saat ini. Pada umumnya korporatif kapitalisme yang dianut AS, Inggris dan sekutunya bergantung pada korporasi (Multinational Corporations - MNC) dan melahirkan oligopoli dan kartel. Terbukti, tidak efisien dalam hal kebijakan sosial, kacau balau dalam kebijakan lingkungan dan ignorent terhadap pendidikan dan rentan dengan gejolak moneter dunia.
Keberhasilan Cina sebagai lokomotif pertumbuhan harus diantisipasi, keberadaanya di BRICS menjadi pengimbang AS di Asia Pasifik. Kemajuan Jerman dan Perancis pengimbang Inggris di Eropa. Filosofi follow the money bagi dari sistem neolib, kekuatan (karena menguasai aset) kelemahan karena dia bisa dalam waktu singkat pergi jika dinilai tidak kondusif secara kalkulasi ekonomi (follow the money). Dominasi Jerman agar mata uang Euro jadi mata uang utama di Eropa tidak lagi murni dalam konteks ekonomi global karena ada unsur proteksi tapi untuk ketahanan ekonomi khususnya dalam mata uang, itu sah saja secara kenegaraan dan proteksi regional.
Stabilitas ekonomi dunia yang dibebankan pada IMF terbukti gagal, karena salah satu fungsinya melindungi suatu negara dari spekulasi hedge funds justru yang terjadi sebaliknya termasuk Indonesia di tahun 1997. Justru RI terjebak dengan bailout (BLBI) yang diikuti aturan main yang menekan kebijakan APBN Indonesia berpaham neolib dan merugikan negara dan rakyat Indonesia.
Begitu juga dengan visi proteksi – pro pasar bersyarat:
1.   Investasi asing oke, tapi diikuti pertumbuhan dengan pendanaan dalam negeri dengan pajak progresif dan optimalisasi pajak.
2.  Ekspor penting berbasis produk nasional dengan mengutamakan pasar dalam negeri yang captive.
3.  Partisipasi masyarakat menjadi indikator utama mashab pertumbuhan dengan parameter keberhasilan ketersediaan lapangan kerja, misalnya dalam pertanian dan kelautan (UKM).
4.  Pembangunan pro pasar dengan syarat integrasi pasar regional yang dilindungi (komoditi unggulan Indonesia) sehingga pertumbuhan justru meningkatkan sektor UKM dengan bersatu bersama swasta besar dan BUMN dalam wadah Indonesian Incorporated.


Stabilisasi, liberalisasi dan privatisasi yang jadi resep utama IMF dan WB gagal mengentaskan negara binaannya. Faktanya, kendali asing yang dominan menguasai aset, tidak adanya alih teknologi, kapasitas SDM yang lemah dan aturan main melalui hukum yang mengikat dan mendikte negara binaan jelas sudah harus diakhiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar