Kamis, 12 Juni 2014

Langkah-langkah Strategis untuk JOKOWI-JK



Kemandirian Nasional
Kemandirian nasional adalah cita-cita semua negara merdeka. Indonesia tidak akan aman sejahtera jika tidak berdaulat dalam menentukan kebijakan politik, ekonomi dan hukum. Rakyat akan hanya jadi objek, bukan aktor pembangunan dengan kebijakan pro-pasar. Kebijakan ini seperti diketahui, didikte oleh pihak asing dengan skema IMF – World Bank sehingga terjebak dalam skema middle income trap yang membuat ekonomi sangat terbatas pertumbuhannya. Selanjutnya, dalam merencanakan pembangunan dan kebijakan anggaran, digiring ke “pro-pasar” dan menghalangi yang pro-rakyat (UKM, subsidi, pertanian dan kelautan), termasuk subsidi. Anggaran selalu diikuti dengan utang baru dengan cicilan pokok, serta pembayaran bunga yang memberatkan APBN.
Salah satu wujud kemandirian nasional adalah jika presiden tidak menjadi boneka pihak asing.
Jadi kemandirian nasional adalah sikap politik dasar dari JOKOWI dan PDIP, yang telah dilahirkan Bung Karno (di masa kepemimpinannya), yang disebut dengan nama Trisakti. Dengan perwujudan kedaulatan politik, ekonomi dan hukum serta budaya sesuai kebijakan dan orientasi yang telah diatur dalam UUD 1945. Jadi pro-rakyat dan berdaulat untuk kemandirian ekonomi nasional adalah sesuai dengan perintah konstitusi.

Harus Zaken Kabinet
Kabinet Ahli (zaken) harus jadi dasar utama JOKOWI-JK dalam menyusun kabinet. Kabinet SBY-Boediono menjadi contoh buruk soal bagi-bagi kekuasaan, karena akhirnya Kementerian hanya jadi ATM partai. Keahlian sangat diperlukan dalam kemandirian nasional. Bagaimana Soeharto dalam menentukan Kabinet Pembangunan I sampai dengan III adalah contoh baik. Di bidang politik sangat powerfull karena targetnya stabilitas politik. Di bidang ekonomi dengan merekrut Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Emil Salim, Prof. Sumarlin (ekonom UI), merupakan dasar JOKOWI dalam menentukan penyusunan kabinet. JOKOWI harus tegas untuk Menteri Ekonomi (100% ahli), untuk bidang politik bisa bernegosiasi dengan partai (PDIP dan partner koalisi), begitu juga di bidang kesejahteraan rakyat. Pemerintahan JW dengan perencanaan nasional dari BAPPENAS operasional pembangunan, kementerian secara administratif pembangunan, dikoordinir oleh SESKAB/SEKDALOPBANG, dan diawasi oleh IRJENBANG, dengan parameter terukur, sehingga dengan sistem ini para menteri harus perform dan profesional, sehingga kinerjanya terukur dan punishment diganti jika tidak ada perubahan.
JOKOWI tidak bisa kompromi untuk bidang ekonomi dengan platform kemandirian nasional secara politik dan ekonomi memerlukan super team di kabinet, khususnya kabinet di bidang ekonomi.

Rekonsiliasi Nasional
Salah satu keberhasilan JOKOWI sebagai Presiden, jika dia dapat melakukan sekutu taktis. Sekutu dengan partai yang secara ideologis harus ikut ideologi nasionalisme (PDIP) yang sangat pro-rakyat. Jika di tingkat parpol terjadi kesepakatan, lebih jauh JOKOWI harus merangkul seluruh elemen masyarakat untuk bersatu menghadapi seluruh permasalahan bangsa dan mencari solusi, agar di-endorsement oleh seluruh elemen bangsa Indonesia. Seyogyanya hal demikian akan memudahkan nantinya setiap kebijakan JOKOWI (Eksekutif) untuk diterima oleh parlemen di Senayan. Rakyat jadi saksi ketika fakta integritas ditandatangani dan merupakan momentum nasional yang menjadi rekonsiliasi nasional. Ujungnya harus diikuti dengan moratorium nasional untuk para koruptor, khususnya BLBI agar mereka menjadi bagian dari langkah awal Indonesia Bersatu.
Ke depannya jika Indonesia akan mandiri, tentu harus siap menghadapi tantangan dari tekanan pihak asing melalui IMF dan Bank Dunia. Kemandirian nasional wujud dari kedaulatan nasional yang dapat menentukan kebijakan sendiri, tanpa diintervensi jika kebijakan pro-rakyat dan dituntut seliberal mungkin. Middle income trap melalui IMF harus segera diakhiri karena kita tidak butuh utang, dan sanggup membiayai negara dengan pendapatan sendiri. Indahnya kemandirian wujud dari rakyat berdaulat, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh akan dirasakan manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar